Dalam industri anime, istilah cour bukan sekadar istilah teknis, tetapi fondasi dalam cara serial disusun, dijadwalkan, dan disiarkan. Jawaban atas pertanyaan ini membawa kita pada struktur produksi dan alasan mengapa banyak anime hanya terdiri dari 12 atau 13 episode.
Apa Arti “Cour”?
Cour adalah satuan waktu siaran televisi selama tiga bulan, biasanya terdiri dari 10 hingga 14 episode anime. Satu tahun dibagi menjadi empat cour:
- Winter: Januari – Maret
- Spring: April – Juni
- Summer: Juli – September
- Autumn: Oktober – Desember
Satu anime single-cour berarti tayang selama satu musim. Two-cour berarti tayang selama dua musim berturut-turut, biasanya mencakup 24–26 episode. Ada pula format split-cour, yaitu dua cour yang dipisah oleh jeda tiga bulan. Ini bukan sekadar variasi jadwal; ini strategi produksi yang sangat terencana.
Istilah ini berasal dari bahasa Prancis cours, yang berarti “kuliah” atau “kelas.” Dalam konteks anime, ini menjadi acuan baku industri.
Mengapa Cour Sangat Penting dalam Produksi Anime?
1. Mengurangi Risiko Finansial
Produksi anime melibatkan biaya besar. Studio jarang mendanai proyek sendiri. Sebaliknya, dana dikumpulkan melalui komite produksi—gabungan perusahaan seperti penerbit, saluran TV, dan produsen merchandise. Cour menjadi cara untuk meminimalkan risiko dengan hanya mendanai satu musim pendek terlebih dahulu.
Manfaatnya:
- Jika anime populer, bisa dilanjutkan ke musim berikutnya.
- Jika gagal, kerugiannya terbatas.
- Lebih banyak proyek bisa didanai karena investasi awal lebih kecil.
Contohnya, banyak anime adaptasi light novel hanya mendapatkan satu cour sebagai “percobaan.” Jika penjualan Blu-ray, angka streaming, dan penjualan barang meroket, maka musim kedua bisa dipertimbangkan.
2. Memengaruhi Kualitas dan Jadwal Produksi
Produksi anime bisa sangat menekan. Tenggat waktu mepet dapat menurunkan kualitas animasi. Dengan sistem cour, studio bisa mengatur jadwal lebih realistis.
Single-cour:
- Waktu pengerjaan lebih singkat namun terfokus.
- Cocok untuk cerita orisinal atau adaptasi pendek.
Split-cour:
- Memberi jeda produksi antara bagian pertama dan kedua.
- Jeda ini memungkinkan studio memperbaiki atau menyempurnakan bagian selanjutnya.
Walau begitu, kualitas tetap bergantung pada kemampuan staf dan alokasi waktu, bukan sekadar struktur cour.
3. Membentuk Gaya Bercerita dan Tempo Narasi
Anime berdurasi 12–13 episode mendorong penulis dan sutradara untuk memilih materi secara selektif. Tidak semua bagian dari manga atau novel bisa diadaptasi. Ini memicu tantangan seperti:
- Alur terlalu cepat
- Detail karakter terpangkas
- Beberapa bagian cerita hilang
Namun di sisi lain, format singkat ini bisa menghasilkan narasi yang padat dan langsung ke intinya tanpa filler. Genre misteri atau thriller sering memanfaatkan struktur ini untuk menjaga ketegangan tinggi sepanjang tayangan.
Format split-cour kadang membantu dalam adaptasi panjang. Contohnya, Attack on Titan: Final Season menggunakan struktur ini agar bagian cerita akhir bisa dibuat dengan lebih matang.
4. Mendukung Strategi Promosi dan Keterlibatan Penonton
Cour tidak hanya alat produksi—ia juga alat pemasaran. Tayang singkat memungkinkan studio dan distributor mengukur respon pasar lebih cepat. Keuntungannya:
- Antisipasi terhadap musim kedua bisa dibangun dari musim pertama
- Kampanye promosi bisa dilakukan di antara jeda split-cour
- Diskusi online tetap hidup selama jeda
Contoh nyata:
Anime seperti Re:Zero atau Spy x Family meraih kesuksesan besar melalui strategi split-cour dan pengelolaan ekspektasi penonton dengan baik.
5. Lahirnya Anime Promosi dan Ending Menggantung
Satu efek samping dari sistem cour adalah banyak anime hanya mengadaptasi sebagian kecil dari manga atau novel. Dalam banyak kasus, anime ini berfungsi sebagai iklan untuk sumber aslinya.
Apa yang terjadi?
- Cerita berakhir menggantung
- Tidak ada musim lanjutan
- Penonton diarahkan membeli manga atau novel untuk tahu kelanjutan
Fenomena ini makin sering terjadi sejak streaming menjadi parameter utama kesuksesan. Judul seperti No Game No Life atau The Devil is a Part-Timer! jadi contoh klasik anime yang berhenti di satu cour tanpa kejelasan kelanjutan selama bertahun-tahun.
Format Cour dan Dampaknya terhadap Industri Anime
Keuntungan utama:
- Fleksibilitas produksi
- Penyesuaian risiko investasi
- Pengelolaan jadwal dan tenaga kerja
- Adaptasi cerita yang strategis
- Ruang untuk membangun hype
Tantangan utama:
- Adaptasi terbatas
- Ending tidak memuaskan
- Ketergantungan pada performa komersial
- Kualitas tidak selalu konsisten
Kesimpulan Ringkas
Cour bukan hanya istilah teknis; ini adalah kerangka kerja yang mempengaruhi hampir semua aspek anime, dari konsep hingga konsumsi. Format ini memungkinkan eksperimen, efisiensi, dan penyesuaian risiko—tapi juga menimbulkan tantangan dalam konsistensi kualitas dan kepuasan cerita.
Bagi penonton, memahami arti cour membantu mengatur ekspektasi. Apakah anime ini selesai dalam 12 episode? Apakah akan ada jeda? Apakah ini hanya pembuka untuk manga? Mengetahui jawabannya menjadikan pengalaman menonton lebih terarah.